4 Musisi Jazz Legendaris di Indonesia
By Chaca Atmika - Tuesday, February 18, 2014
Bubi Chen |
Lahir pada awal abad 20, aliran musik asal Amerika Serikat ini telah melahirkan musisi Jazz legendaris Indonesia. Dan berikut nama-nama musisi Jazz kenamaan tanah air.
Jack Lesmana. Terlahir dengan nama Jack Lemmers ini, merupakan ayah dari Indra dan Mira Lesmana. Pada usia 12 tahun, ia berkenalan dengan musik Jazz dengan bermain dalam sebuah kelompok musik Dixieland. Di pertengahan ra 60-an, musisi Jazz kelahiran Jember, 18 Oktober 1930 ini membentuk kelompok Jazz, Indonesian All Stars, bersama Bubi Chen, Benny Mustapha, Maryono dan Jopie Chen. Kontribusi Jack Lesmana dalam industri musik Indonesia mulai tertuang, ketika dia bergabung dengan perusahaan rekaman, Irama Record, milik pengusaha Soejoso. Jack tak hanya dikenal sebagai pemusik yang terampil bermain Jazz saja, dia juga bisa memainkan instrumen gitar, bass, piano dan troombone. Pada tahun 1978, Jack bersama Indra Lesmana berkesempatan pergi ke Australia untuk tampil dalam pekan budaya Asean Trade Fair. Sepulangnya dari Australia, pada tahun 1984, Jack Lesmana sempat mendirikan sekolah musik yang bernama Forum "Musik Indra & Jack Lesmana".
Selanjutnya, ada Bubi Chen. Musisi Jazz kelahiran Surabaya, 9 Februari 1938 ini pernah membentuk sebuah grup bernama The Circle, bersama Maryono, F.X. Boy, Zainal, Tri Wijayanto dan Koes Syamsudin. Pada tahun 1960, seorang kritikur ternama dari Amerika Serikat, Willis Conover, menyebut Bubi sebagai "The Best Pianist of Asia". Bubi juga pernah membentuk Chen Trio, bersama saudaranya, Jopie dan Teddy Chen, di tahun 1950-an. Bubi Chen telah merilis banyak album, diantaranya, Bubi Chen and His Fabulous, Mengapa Kau Menangis, Mr. Jazz, Pop Jazz, Bubi Chen Plays Soft and Easy, Kedamaian, Bubi Chen and His Friends, Bubi Chen - Virtuoso, Jazz the Two of Us dan All I Am. Pada tahun 2004, Bubi Chen menerima penghargaan satya lencana pengabdian seni dari mantan Presiden Megawati. Kemudian, pada tahun 2005, Peter F. Gontha memberikan penghargaan sebagai musisi Jazz Living Legend kepada Bubi Chen. Bubi Chen juga mendapatkan "Life Achievement Award" dari Gubernur Jawa Timur, pada gelaran Wismilak the Legend of Jazz, yang diadakan pada awal tahun 2010.
Maestro Jazz selanjutnya, Bill Amirsjah Rondahaim Saragih Garingging. Pada usia 16 tahun, ia telah menjadi pemimpin band Billy Trio. Ia kemudian memimpin Band "Jazz Rider", sebelum akhirnya mulai memimpin band-band yang memanggul namanya untuk tampil di luar negeri, seperti "Bill Saragih and The Blue Notes dan Bill Saragih Trio. Pada tahun 1978, kelahiran Sindar Raya, Simalungun, Sumatera Utara, 1 Januari 1933 ini, mulai mempelajari cara mengajarkan musik Jazz dengan lebih mendalam. Pertama-tama, ia meraih diploma Berklee College of Music, lewat Berklee Correspondence Course. Setelah itu, antara 1979-1988, Bill menjadi direktur dan pengajar di Bill Saragih Musical Services. Dalam karier musiknya, Bill meraih berbagai penghargaan, diantaranya, Jakarta International Jazz Festival Awards pada 1991, the Blue Note Award, Asean Development Citra Award dan Asean Programme Consultant Indonesia Consortium.
Dan yang terakhir, ada Maryono. Guru dari Embong Rahardjo dalam bermain saksofon ini, adalah seorang peniup saxophone, klarinet dan flute, yang sepanjang hidupnya banyak dihabiskan untuk bermain musik Jazz. Pada pertengahan tahun 50-an, Maryono dan Bubi Chen telah bergabung bersama dalam Jack Lesmana Quintet dan sering mengisi sebuah program acara musik di RRI Surabaya. Pada tahun 1967, terciptalah album Djanger Bali, yang rekamannya dilakukan di Villingen, Jerman, di bawah label Saba Record. Tahun 1970, Maryono diajak bergabung oleh Mus Mualim, bersama grup musik Indonesia VI, untuk tampil dalam EXPO 1970, di Osaka, Jepang. Kemudian pada sekitar awal 1980, Maryono kembali lagi ke Jakarta dan mulai bergabung dengan Ireng Maulana All Stars.
Edited : Vannico Soekarno
0 komentar