4 Tokoh Nasional yang Dijadikan Film
By Chaca Atmika - Sunday, February 23, 2014
Tjoet Nja’ Dhien, merupakan film drama sejarah, yang dibuat tahun 1988. Sosok Tjoet Nja’ Dhien diperankan oleh Christine Hakim. Film yang disutradarai oleh Eros Djarot ini, bercerita tentang kegigihan Tjoet Nja Dhien, melawan pendudukan tentara Belanda di tanah rencong. Tjoet Nja’ Dhien memenangkan piala Citra, sebagai film terbaik dalam Festival Film Indonesia 1988. Film ini juga menjadi film Indonesia pertama, yang ditayangkan di Festival Film Cannes 1989.
Film lain bertema biografi tokoh adalah Sang Pencerah. Film drama produksi tahun 2010 ini, disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Film ini dibintangi oleh Lukman Sardi, sebagai Ahmad Dahlan, Ihsan, sebagai Ahmad Dahlan muda dan Zaskia Mecca, sebagai nyai Ahmad Dahlan. Sang Pencerah terinspirasi dari kisah nyata Kyai Haji Ahmad Dahlan, yang mendirikan Muhammadiyah. Hanung menyoroti perjalanan hidup Ahmad Dahlan kecil, hingga awal berdirinya Muhammadiyah di Jogjakarta.
Berikutnya, film yang terinspirasi dari kisah cinta sejati, Presiden Bj. Habibie. Film yang dirilis pada 20 Desember 2012, berjudul Habibie dan Ainun. Reza Rahardian berperan sebagai Habibie dan Bunga Citra Lestari memainkan karakter Ainun. Film ini berkisah tentang mimpi besar Bj Habibie, berbakti kepada negeri, dengan membuat truk terbang, untuk menjembatani persatuan Indonesia. Dan tentunya kisah cinta dan kesetiaan, Habibie pada Ainun, hingga akhir hayat sang istri, menjadi pokok cerita.
Dan yang terbaru, film karya Hanung Bramantyo, berjudul Soekarno. Film yang dirilis 11 Desember 2013 ini, dibintangi oleh Aryo Bayu sebagai Soekarno, Maudy Koesnaedi sebagai Inggit Garnasih, Lukman Sardi sebagi Bung Hatta dan Tika Bravani sebagai Fatmawati. Film ini mengambil latar cerita kehidupan di tahun 1920, hingga kemerdekaan Republik Indonesia. Lika-liku romantisme kehidupan Soekarno bersama Ibu Inggit dan Ibu Fatmawati juga mewarnai cerita. Termasuk andil mereka semua, demi mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka.
Tayang : Minggu, 23 Februari 2014
Edited : Febry Arifmawan
0 komentar